Masalah beras oplosan saat ini tengah hangat diperbincangkan menyusul penggerebekan Tim Unit Pekerjaan (Satgas) Ketahanan Pangan serta Operasi Penurunan Harga Beras Mabes Polri ke satu gudang beras di Jalan Raya Rengas Bandung, Km 60, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi pada Kamis 20 Juli malam.
Penggerebekan yang di pimpin oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian serta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ini membawa hasil. Gudang punya PT Indo Beras Unggul (IBU) disangka lakukan praktek curang, yakni mengoplos beras subsidi dikemas ulang jadi beras premium bermerek Cap Ayam Jago serta Maknyuss yang di jual dengan harga tinggi.
Dalam operasi itu, 15 karyawan gudang sudah di check. Demikian halnya yang memiliki gudang sudah diidentifikasi serta tengah dalam perburuan polisi.
Beberapa aktor juga akan terancam pidana dengan Pasal 120 ayat (1) juncto Pasal 53 ayat (1) huruf b UU RI No 3/2014 mengenai Perindustrian, Pasal 106 juncto Pasal 24 ayat (1), Pasal 107 juncto 29 ayat (1) serta Pasal 113 juncto Pasal 57 ayat (2) UU RI Nomor 7/2014 mengenai Perdagangan ; Pasal 139 juncto Pasal 84 ayat (1) UU RI Nomor 18/2012 Poker uang asli mengenai Pangan serta Pasal 62 ayat (1) juncto Pasal 8 UU RI No 8/1999 mengenai Perlindungan Customer.
Pemerintah mengira negara menanggung derita kerugian beberapa puluh triliun rupiah. Tetapi, hal itu dibantah oleh pihak dari PT Tiga Pilar Sejahtera, yang disebut induk usaha dari PT IBU.
Lalu, apakah benar negara tidak untung serta PT IBU lakukan praktek kecurangan?
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan, modus yang dikerjakan perusahaan ini yakni dengan ganti paket beras subsidi jadi beras premium yang di jual dengan harga beras premium.
" Mereka beli beras IR 64, beras yang disubsidi pemerintah. Lalu dipoles jadi beras premium serta di jual dengan harga tinggi, " tutur Amran di tempat minggu kemarin.
Hitung-hitungannya, beras subsidi type IR64 dibeli dengan harga Rp 7. 000 per kg (kg), lalu di jual berulang-kali lipat sampai menjangkau Rp 24 ribu per kg. Perusahaan disangka memperoleh keuntungan yang begitu besar karna praktek ini.
Kapolri Jenderal Tito juga memberikan, pihaknya tidak enggan menindak tegas beberapa mafia serta kartel beras yang nekat memainkan harga beras. Sebab, sepertiga uang dari Biaya Pendapatan serta Berbelanja Negara (APBN) dikucurkan untuk mensubsidi komoditas beras.
" Karna kita saksikan potensi pelanggaran hukum dalam komoditas beras ini tidak main-main. Uang yang mengedar untuk komoditas tertinggi dari sembako yaitu beras, karna menjangkau Rp 488 triliun, jadi nyaris sepertiga dari APBN kita. Ini usaha menyelamatkan uang negara, seperti dalam penindakan masalah korupsi, " terang Tito.
Sangkaan Pelanggaran
Polisi mengira ada dua point pelanggaran yang dikerjakan oleh PT IBU. Pertama pembelian diatas harga rata-rata dimana beras IR64, diputuskan harga eceran teratasnya sebesar Rp 9. 000 per kg tetapi di jual lebih tinggi ndari itu bahkan juga 2 x lipat.
Lalu yang ke-2 yaitu pelanggaran tindak pidana persaingan perebutan usaha.
" Terkecuali tidak mematuhi tindak pidana persaingan perebutan curang seperti termaktub dalam Pasal 382 BIS KUHP, dua anak perusahaan itu disangka juga tidak mematuhi Undang-Undang Pangan No 18 Tahun 2012 mengenai Pangan yakni Pasal 141 serta 89 serta Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai Perlindungan Customer, " kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.
Baca Juga :
RI MENDESAK AS HENTIKAN DESAKAN TERHADAP ISRAEL DI MESJID AL-AQSA
Polri juga memperoleh temuan masalah pembohongan umum masalah nilai gizi beras.
Berdasar pada hasil laboratorium, beras merk Ayam Jago memberikan kandungan protein sebesar 14 %, walau sebenarnya lebih kecil yakni cuma 7, 73 %. Kandungan karbohidrat terdaftar 25 %, walau sebenarnya semakin besar yakni 81, 45 %. Lantas kandungan lemak terdaftar 6 % walau sebenarnya lebih kecil yakni cuma 0, 38 %.
Sesaat untuk beras merk Maknyuss, dalam paket tercantum situs judi online terpecaya kandungan protein 14 %, walau sebenarnya lebih kecil yakni cuma 7, 72 %. Kandungan karbohidrat 27 %, walau sebenarnya semakin besar yakni 81, 47 %. Lantas kandungan lemak terdaftar 0 % walau sebenarnya semakin besar yakni 0, 44 %.
" Ini mencurigakan. Ada apa dengan ketidaksamaan kandungan nilai gizi itu? Sebatas memainkan kualitas beras? Masalah usaha semata? Atau adalah usaha semacam melemahkan bangsa ini, karna yang dikonsumsi oleh orang-orang sampai kini malah memiliki kandungan protein, karbohidrat, serta lemak yang malah terindikasi memainkan kesehatan orang-orang lewat pangan, " tutur Ari.
Berdasar pada temuan, PT IBU serta PT SAKTI jual beras yang dioplos itu dengan harga tersebut :
Merk Ayam Jago Rp 102 ribu/5 kg = Rp 20. 400/kg, Maknyuss Rp 68. 500/5 kg = Rp 13. 700/kg, Jatisari Rp 65. 900/5 kg = Rp 13. 180/kg, Tempat tinggal Kebiasaan Rp 101. 500/5 kg = Rp 20. 300/kg, Desa Cianjur Rp 101. 500/5 kg = Rp 20. 300/kg.
Ke-2 anak perusahaan itu disangka sudah tidak mematuhi Pasal 382 BIS KUHP, serta Permendag No. 27/M-DAG/PER/2017. Di mana untuk harga referensi pembelian di petani, gabah kering panen Rp 3. 700/kg, gabah kering giling Rp 4. 600/kg, serta beras Rp 7. 300/kg. Sedang harga referensi penjualan di customer untuk beras Rp 9. 500/kg.
Hitung-hitungan Kerugian ke Negara
Kementerian Pertanian menyatakan bila kerugian negara berkaitan sangkaan pemalsuan serta pengoplosan beras subsidi di gudang beras punya PT IBU benar menjangkau Rp 10 triliun.
" Hitungan kerugiannya begini, yakni harga beras di petani sekitaran Rp 7. 000/kg serta harga premium di customer hingga Rp 20. 000/kg. Bila diibaratkan selisih harga ini minimum Rp 10. 000/kg dengan pengkalian beras premium yang mengedar 1, 0 juta ton atau 2, 2 % dari beras 45 juta ton satu tahun, jadi kerugian keekonomian ditaksir Rp 10 triliun, " tutur Kepala Subbidang Data Sosial-Ekonomi pada Pusat Data serta System Info, Ana Astrid dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 22 Juli 2017.
Dia juga menerangkan, yang disebut beras subsidi diawali waktu sistem menghasilkan beras itu. Ada subsidi input yakni subsidi benih Rp 1, 3 triliun serta subsidi pupuk Rp 31, 2 triliun. Ini ditambah pertolongan fasilitas serta prasarana untuk petani dari pemerintah yang nilainya disebutkan menjangkau triliunan rupiah.
" Diluar subsidi input, ada pula subsidi beras sejahtera (Rastra) untuk rumahtangga tujuan (pra sejahtera) sekitaran Rp 19, 8 triliun yang distribusinya satu pintu lewat BULOG, serta tidak diperjual-belikan di pasar, " terang Ana.
Padi varietas IR64 adalah satu diantara benih dari Varietas Unggul Baru (VUB), diantara varietas Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, Cigeulis, Impari, Ciliwung, Cibogo serta yang lain. VUB ini keseluruhan dipakai petani sekitaran 90 % dari luas panen padi 15, 2 juta hektar satu tahun.
" Memanglah benih padi varietas IR64 cukup lama popular mulai sejak tahun 80-an, hingga seringkali jadi sebutan type beras, dengan ciri bentuk beras ramping serta struktur pulen, orang-orang seringkali mengatakan beras IR, walau sesungguhnya varietas VUB nya bebrapa lain, dapat Ciherang, Impari serta lainnya” ungkap Ana.
Kegemaran petani pada IR64 ini begitu tinggi, hingga tiap-tiap juga akan ganti varietas baru senantiasa diistilahkan dengan IR64 baru. Mengakibatkan sering diistilahkan varietas unggu baru itu yaitu semacam IR. Apa pun varietasnya yang beberapa petani mengatakan benih type IR.
" Semua beras medium serta premium itu kan datang dari gabah varietas Varietas Unggul Baru (VUB) yakni IR64, Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, Cigeulis judi online domino, Impari, Ciliwung, Cibogo serta yang lain yang di produksi serta di jual dari petani kisaran Rp 3. 500-4. 700 per kg gabah, " jelas Ana.
Dari hal semacam ini, menurut Ana, PT IBU di ketahui beli gabah/beras type varietas VUB serta harga beli dari petani relatif serupa. Setelah itu dibuat jadi beras premium serta di jual ke customer dengan harga tinggi.
Ini yang mengakibatkan disparitas harga tinggi, marjin yang perusahaan dapatkan tinggi dapat sampai 100 %.
" Mereka peroleh marjin diatas normal keuntungan, sesaat petani menanggung derita serta customer memikul harga tinggi, " papar dia.
Sesaat perusahaan beda beli gabah ke petani harga yang serupa serta diolah jadi beras medium dengan harga normal medium.
Selanjutnya Ana menyatakan negara dirugikan karena tingkah laku begini. Kerugian pertama, uang negara dibelanjakan untuk menolong produksi petani, tetapi petani tidak nikmati.
Product dari petani dibuat perusahaan demikian rupa jadi premium serta di jual harga tinggi pada customer. Tak ada distribusi keuntungan lumrah antar aktor.
Berkaitan kebijakan HET yang disebutkan mendadak, Ana menyebutkan harga referensi di customer atau umum dimaksud Harga Atas tidak berlaku mendadak. Penerbitan HET telah berlaku mulai sejak tahun kemarin.
Ini bersamaan penerbitan Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/09/2016 dengan harga referensi beras di petani Rp 7. 300/kg serta di customer Rp 9. 500/kg. Setelah itu pada Juli 2017 diterbitkan Permendag Nomor 47/M-DAG/PER/7/2017 dengan harga referensi beras di petani Rp 7. 300/kg serta di customer Rp 9. 000/kg.
" Harga beras rerata saat ini Rp 10. 500 per kg itu kan tinggi, karna terjadi dari ada beras yang di jual tinggi sampai kini, " terang dia.
Harga referensi disebutkan telah memperhitungkan kelayakan usaha tani, cost distribusi serta keuntungan lumrah untuk tiap-tiap aktor. Sistem perhitungan harga referensi telah dibicarakan dengan beberapa pihak, petani, pedagang, asosiasi serta yang lain.
Pembelaan Bekas Mentan
Masalah ini juga menyeret nama bekas Menteri Pertanian Anton Apriyantono. Anton dimaksud adalah Komisaris Paling utama PT Tiga Pilar Sejahtera, yang tidak beda yaitu induk perusahaan PT IBU.
Anton Apriyantono duduk jadi Komisaris Paling utama serta Komisaris Berdiri sendiri. Di situs itu, terpampang photo kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai Menteri Pertanian di masa masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Sesaat Wakil Komisaris PT TPS yaitu Kang Hongkie Widjaja. Ada pula nama penggiat kuliner Bondan Haryo Winarno jadi Komisaris Berdiri sendiri.
Anton menyebutkan, apa yang dituduhkan pada perusahaannya itu fitnah besar.
" Itu fitnah besar. Terang tidak benar. Apa pengertian mengoplos? Kami kan jual merk dengan kwalitas spesifik, bukanlah varietas spesifik, " kata Anton.
Varietas IR 64, tutur Anton, adalah varietas lama yang telah digantikan dengan varietas yang lebih baru yakni Ciherang. Lalu ditukar sekali lagi dengan Inpari.
" Jadi di lapangan, IR 64 itu telah sedikit sekali lagi. Diluar itu, tak ada yang namanya beras IR 64 yang disubsidi, ini satu kebohongan umum yang mengagumkan, " tutur Anton.
Dia memberikan, yang ada yaitu beras raskin. Subsidi bukanlah pada berasnya, namun pada pembeliannya, beras raskin tidak di jual bebas, cuma untuk customer miskin. "
Menurut Anton yang mengakui gabung dengan PT TPS 3 atau 4 tahun lantas, didunia perdagangan beras di kenal namanya beras medium serta beras premium, SNI untuk kwalitas beras ada juga.
" Yang di produksi TPS telah sesuai sama SNI untuk kwalitas atas, " terang dia.
Anton juga menyanggah tuduhan yang mengatakan negara dirugikan berkaitan masalah ini.
" Bila disebut negara dirugikan, dirugikan di mananya? Terlebih poker terpercaya
hingga katakan beberapa ratus triliun, lha wong omzet beras TPS saja cuma Rp 4 triliun per tahun, bebrapa sekali lagi petinggi negara lakukan kebohongan umum, " ucap Anton, seraya mengatakan tuduhan jual diatas HET itu tidak bijak.
Anton sendiri memohon sebelumnya kontrol, tuduhan sangkaan pemalsuan beras subsidi itu di konfirmasi dahulu.
" Sebelumnya lakukan itu tolong konfirmasi dahulu tuduhannya, dikaji ulang, " pinta Anton Apriyantono.
Direktur Tiga Pilar Sejahtera Jo Tjong Seng mengungkap apa yang dituduhkan pada anak usahanya tentang kecurangan dalam penjualan beras itu tidak benar.
" Kami telah berikan pada investor kalau itu tidak benar. kami telah beri up-date ke mereka tentang bagian produksi yang kita kerjakan. Kami tegaskan kami tidak lakukan pelanggaran serta produksi masih tetap normal, " kata dia di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).
Dia menerangkan harga beras hasil produksinya sampai kini lebih murah dari market karna kelompok gabah yang perusahaan peroleh berlainan dengan beras kwalitas premium yang lain.
Diluar itu, gabah yang lalu dibuat jadi beras kwalitas premium itu telah sesuai sama Standard Nasional Indonesia (SNI).
" Jadi tak ada usaha monopoli disini. Gabah yang kami beli miliki spesifikasi sendiri jadi tidak dapat dibanding segera dengan yang lan, " tegas dia.
Berita Update
Daftar Dsini Yah
0 komentar:
Posting Komentar
Di Join Juga Yah....
Makin Dimainin Makin Kesempatan Menangnya Banyak....